Call Center Kantor

(0232) 8911 497

WhatsApp Official

0811 2444 851

LEBIH DEKAT DENGAN ASATIDZ DAN ASATIDZAH : USTADZAH TIKA

Ustadzah Tika Atikah Ramadanti yang akrab dengan sebutan Bu Tika, lahir di Kuningan pada 2 Januari 2000. Beliau termasuk salah satu Keluarga Pondok Pesantren Nurul Huda Kertawangunan. Bu Tika juga termasuk Asatidzah Pondok Pesantren Nurul Huda karena beliau mengajar anak-anak santri kelas tahfidz, selain itu beliau juga menjabat sebagai Kepala Sekolah SMAIT Al Huda.

Bu Tika bercerita, bahwa sebelum beliau mondok, tepatnya pada saat menduduki bangku SMP beliau bersekolah di SMPN 1 Kuningan dan selama proses pendidikan tersebut beliau aktif di ekstrakurikuler PMR serta menjadi pengurus OSIS selama dua periode. Setelah lulus SMP beliau melanjutkan pendidikan jenjang SMA di Pondok Pesantren Cintawana. Beliau merupakan santri yang aktif di berbagai organisasi, diantaranya organisasi OSIS yang sekaligus menjadi wakil ketua OSIS pada masa periode tersebut dan beliau juga pernah menjadi ketua english club.

Pengalaman yang Bu Tika rasakan selama mondok pertama kalinya ialah perasaan jauh dari orang tua, ada cerita menarik ketika beliau mondok karena beliau memiliki kesulitan dalam makan nasi,  maka selama mondok tersebutlah beliau jadi bisa makan nasi.

Setelah selesai mondok dan sekolah Bu Tika melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi Universitas Kuningan dan mengambil jurusan Matematika. Semasa kuliah beliau aktif di berbagai organisasi, diantaranya Lembaga Dakwah Kampus (LDK) dan menjadi ketua bidang kewirausahaan di himpunan mahasiswa Matematika UNIKU, selain itu beliau juga aktif menjadi relawan DP Peduli Cabang Kuningan, dan terakhir selama masa kuliah Bu Tika memiliki usaha atau bisnis dibidang snack dan catering yaitu snack milenial. Bu Tika kuliah tepat waktu selama 4 tahun, lulus dengan IPK 3,78 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNIKU.

Alasan Bu Tika masuk jurusan matematika karena dari SD sampai SMA beliau selalu menyukai pelajaran Matematika. Selain itu tentunya ada faktor lain juga yakni dari guru matematika yang pada saat itu menyampaikan pelajaran dengan cara yang menyenangkan. Pada kelas 11 SMA Bu Tika selalu menjuarai perlombaan matematika tingkat kabupaten Tasikmalaya membawa nama sekolah dan lolos olimpiade sains nasional tingkat provinsi di bidang matematika.

Setelah beliau menyelesaikan perguruan tingginya, beliau menjabat sebagai Kepala Sekolah SMA IT Al-Huda dan untuk saat ini prioritas beliau itu bersama-sama membangun SMA IT Al-Huda untuk menjadi sekolah terbaik. Tujuan beliau mengajar di SMA IT Al-Huda tentunya untuk mengamalkan ilmu yang telah didapatkan, serta ikut bersama-sama berproses membesarkan Yayasan Pondok Pesantren Nurul Huda Kertawangunan.

Selama mengajar di pondok ataupun di sekolah Bu Tika mempunyai kesan, bagi beliau mengajar santri dan siswa walaupun dengan orang yang sama tetapi memiliki rasa yang berbeda saat beliau mengajar santri tentunya ada rasa deg-degan, takut salah, tapi pemikiran-pemikiran tersebut sebenarnya kembali lagi ke cara berpikir kita, seiring berjalannya waktu beliau menikmati dengan hati yang senang, merasa terhormat dan juga penuh ketenangan serta menjadi motivasi beliau untuk menjadi pribadi yang lebih baik seperti santri-santri yang beliau ajar dan memotivasi untuk menghafal al-quran karena beliaulah yang diamanahkan mengajar santri kelas tahfidzul qur’an.

Bu Tika juga berpendapat terkait perbedaan santri zaman sekarang dan zaman dulu, bahwa saat ini zaman sudah canggih dan informasi dapat dengan mudah dan cepat didapatkan hal ini membuat anak atau santri terbiasa untuk mendapatkan segala sesuatu secara instan, itu menyebabkan pola pikir santri zaman sekarang berbeda jauh jika dibandingkan pola pikir santri zaman dulu. Contohnya jika ada kegelisahan atau ketidaknyamanan santri untuk hidup di pondok santri zaman sekarang akan sangat mudah mengambil keputusan untuk boyong atau keluar dari pondok, sedangkan santri zaman dulu bagaimanapun santri itu kurang nyaman tinggal di pondok mereka akan terus bertahan dengan berbagai macam cara. Itulah salah satu contoh perbedaan mindset dan mental santri secara signifikan antara santri zaman dulu dan santri zaman sekarang. 

Bu Tika sukses itu adanya di hati, saat kita bekerja dan melibatkan hati disana dengan cara kita mencintai pekerjaan yang kita lakukan maka akan timbul rasa untuk terus menerus ingin melakukan yang maksimal saat bekerja dan pada saat itu juga keikhlasan akan muncul dengan sendirinya tanpa pamrih dalam melakukan apapun yang diamanahkan. Sehingga jalan kesuksesan pun akan terbuka dengan sendirinya dan percaya bahwa Matematikanya Allah dan Matematikanya manusia itu berbeda.

Motivasi untuk santri

Untuk santri Nurul Huda Kertawangunan “Be The Best and do The Best“, jadilah pribadi yang baik dan lakukan yang terbaik. Hal ini saat kita menjalankan peran sebagai siswa, jadilah siswa yang baik begitu pula saat kita menjadi santri jadilah santri yang baik.

Wawancara : Lala Karnila

Penulis : Lala Karnila

Add a Comment

Your email address will not be published.